Pembusukan daging dapat disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim dalam daging (autolisis), kimiawi (oksidasi) dan mikroorganisme. Mekanisme pembusukan ini sangat kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada daging dan yang akhirnya menentukan jenis/tipe pembusukan adalah: (1) jenis dan jumlah mikroorganisme awal (pencemar) serta penyebarannya: daging yang banyak tercemar oleh psikrotrofik akan cepat busuk pada suhu rendah; (2) sifat fisik daging: daging giling lebih mudah busuk (permukaan lebih luas), lemak melindungi pencemaran mikro-organisme (tetapi dapat dioksidasi); (3) sifat kimiawi daging: pH, aktivitas air; (4) ketersediaan oksigen; serta (5) suhu.
Bakteri tumbuh/berkembang pada daging dengan memanfaatkan komponen-komponen (dengan berat molekul rendah) yang terlarut dalam daging. Konsentrasi komponen tersebut dalam daging dan penggunaannya oleh jenis mikroba tertentu yang akan menentukan waktu terjadinya (onset) dan jenis pembusukan.
Jumlah mikroorganisme pada daging sapi saat bau muncul sebesar adalah 1,2 X 106 s/d 1,0 X 108 cfu/cm2 dan lendir akan muncul saat jumlah mikroorganisme sebesar 3,0 X 106 s/d 3,0 X 108 cfu/cm2. Pada daging unggas, bau akan muncul saat jumlah mikroorganismenya sebesar 2,5 X 106 s/d 1,0 X 108 cfu/cm2 dan muncul lendir saat jumlah mikroorganisme sebesar 1,0 x 107 s/d 6,0 X 107cfu/cm2.
Jenis Pembusukan Daging
Pembusukan Aerob
Pembusukan aerob yang disebabkan oleh bakteri pada daging akan menimbulkan:
(1) Surface slime
Jenis pembusukan ini disebabkan oleh Pseudomonas, Acinetobacter, Moraxella, Alcaligenes, Streptococcus, Leuconostoc, Bacillus, Micrococcus, beberapa spesies Lactobacillus.
Pada suhu dingin (chilling) dengan kelembaban tinggi, penyebabnya adalah grupPseudomonas-Alcaligenes; dengan kelembaban sedang, penyebabnyaMicrococcus dan kamir; dengan kelembaban kecil, penyebabnya kapang.
Pada suhu di atas chilling sampai suhu kamar, pembusukan disebabkan olehMicrococcus dan mesofilik lain.
(2) Perubahan warna daging
Warna daging merah cerah akan berubah menjadi hijau, coklat atau keabuan akibat senyawa oksidasi (seperti peroksida) atau adanya H2S yang dihasilkan bakteri. Lactobacillus dan Leuconostoc sering menyebabkan warna kehijauan pada sosis.
(3) Perubahan pada Lemak
Oksidasi asam lemak tidak jenuh dapat terjadi oleh udara yang dikatalisis oleh sinar. Beberapa mikroba tertentu yang bersifat lipolitik (misalnya Pseudomonasdan Achromobacter) dapat menyebabkan lipolisis dan mempercepat oksidasi lemak. Bau yang timbul disebabkan oleh aldehid dan asam.
(4) Fosforesen
Kerusakan ini disebabkan oleh bakteri fosforesen atau luminous, sepertiPhotobacterium spp. yang tumbuh pada permukaan daging.
(5) Perubahan warna akibat pigmen mikroba
red spot disebabkan oleh Serratia marcescens;
warna biru disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea;
warna kuning disebabkan oleh Micrococcus dan Flavobacterium;
bintik (spot) biru-kehijauan sampai hitam-kecoklatan disebabkan olehChromobacterium lividum;
(6) Bau dan perubahan citarasa
Bau yang menyimpang (off-odours) dan perubahan citarasa (off-flavours) timbul lebih dahulu sebelum ada tanda kebusukan.
Pembusukan aerob yang disebabkan oleh kamir pada daging akan menimbulkan lendir, lipolisis, bau dan perubahan citarasa, perubahan warna (akibat pigmen dalam kamir.
Pembusukan aerob oleh kapang pada daging akan menimbulkan:
(1) Stickiness pada permukaan daging
(2) Whiskers
(3) Black spot: disebabkan oleh Cladosporium herbarum.
(4) White spot: disebabkan oleh Sporotrichum carnis, Geotrichum spp.
(5) Green patches: umumnya disebabkan oleh spora berwarna hijau dari spesiesPenicillium (Penicikkium expansum, Penicillium asperulum, Penicilium oxalicum)
(6) Dekomposisi lemak
(7) Bau dan perubahan cita rasa.
Pembusukan Anaerob
Pembusukan ini disebabkan oleh mikroba anaerob fakultatif dan anaerob.
Souring
pembusukan ini berkaitan dengan bau dan mungkin rasa asam yang ditimbulkan oleh asam format, asam asetat, asam butirat, asam propionat, dan asam organik lain (asam laktat dan asam suksinat).
Souring ini disebabkan oleh (a) aktivitas enzim dalam daging, (b) aktivitas bakteri anaerob yang menghasilkan asam lemak dan asam laktat, dan (c) proteolisis oleh bakteri anaerob/anaerob fakultatif (=disebut juga stinking sour fermentation).
Bakteri penyebab: spesies Clostridium, koliform, bakteri asam laktat.
Putrefection
Putrefection adalah dekomposisi protein dalam kondisi anaerob yang menghasilkan senyawa-senyawa berbau, seperti H2S, merkaptan, indol, skatol, amonia dan amin.
Bakteri penyebab: Clostridium, Pseudomonas-Alcaligenes, Proteus. Nama spesies putrefaciens, putrificum, putida.
Bone taint
putrefection yang terjadi di sekitar tulang.
PEMBUSUKAN BEBERAPA JENIS DAGING
Daging Segar
Pembusukan daging segar yang disimpan pada suhu dingin (refrigerator) disebabkan oleh Pseudomonas, Acinetobacter, Moraxella, bakteri asam laktat (Lactobacillus, Leuconostoc, Streptococcus, Brevibacterium, Pediococcus).
Pembusukan yang disebabkan oleh bakteri asam laktat: (a) pembentukan lendir pada permukaan, terutama jika terdapat sukrosa, (b) warna kehijauan pada permukaan, dan (c) souring karena adanya asam yang dihasilkan.
Pembusukan daging dalam kemasan hampa udara (vakum) yang disimpan dingin didominasi oleh Lactobacillus, Shewanella putrefaciens, Enterobacteriaceae psikrotrofik.
Pembusukan daging segar yang dikemas dengan modified atsmosphere (MAP) dengan kadar CO2 di atas 50% disebabkan oleh Lactobacillus, sedangkan jika konsentrasi CO2 lebih rendah, pembusukan disebabkan oleh Brochothrix thermosphacta.
Daging Unggas
Penyebab pembusukan daging unggas yang disimpan pada lemari es sebagai berikut:
Karkas unggas: Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas putida, Acinetobacter, Moraxella;
Ayam dengan kemasan oxygen-impermeable: Bakteri mikroaerofilik, bakteri asam laktat;
Ayam dengan kemasan hampa udara (vakum): Enterobacter.
Sumber :http://higiene-pangan.blogspot.com/2010/02/pembusukan-daging.html
Sumber :http://higiene-pangan.blogspot.com/2010/02/pembusukan-daging.html
2 comments:
sangat bermanfaat...
Terima kasih pak
Post a Comment