17 November 2013

PUISI MESRA

Kupeluk dirimu penuh makna
Mengukir kenangan, disetiap hari yang kita lalui
Dengarkan nafasku yang memburumu, dengarkan pula detak nadi yang berlari mencari
Seperti gelak tawa anak2 dibawah hujan berkejaran
Kugenggam jari lentikmu, sambil mengisahkan masa lalu kita yang sederhana
Kita pernah melewati taman yang indah
Kita pernah melewati gurun pasir yang menyengat
Ingatkah kamu, istriku? Ketika kita hampir tenggelam menyeberangi sungai?
Ketika kau sampai diseberang, kau tarik tanganku
Kemudian kita bergulingan, tertawa bersama,
Hari hari kita bukanlah hari yang istimewa
Kita jalani dengan apa adanya, dan kutulis dalam puisi ini

Kupeluk dirimu penuh makna
Merasakan hangatnya tubuhmu, merasuki tubuhku menghiburku
Seketika hati kita lumer, karena getaran itu kita padu padankan diantara kita berdua
Dirimu adalah asing bagiku, walau setiap senti tubuhmu aku tahu
Namun jiwamu selalu lepas untuk aku tangkap
gesit seperti penari balet, licin seperti belut
Engkau adalah gunung terjal berbatu dengan suara angin yang menderu
Untuk mengenalmu aku bertanya, setiap hari bertanya namun aku selalu alpa
Menciptakan misteri, dan aku terus mencari, menyelam di samudera yang luas dan dalam
Kita hidup bersama, bukan satu atau dua hari, sudah bertahun tahun
Sedang dunia batinmu adalah rimba raya yang harus kutaklukan

Kupeluk dirimu penuh makna
Jiwa jiwa kita adalah sepasang sinar gemerlapan yang menari diudara menyinari malam
Gerakan yang menakjupkan mengelilingi bumi menghiasi angkasa
Sambil bercengkrama melewati malam menebarkan keindahan disepanjang jalan yang kita lalui
Menahan lelah, dan terus berjalan karena inilah tugas kita terhadap semesta
Merenda waktu yang semakin berlalu, mengukir prasasti dengan prestasi
Menyayangi manusia, menyampaikan kebenaran karena kehidupan harus diselenggarakan

Kupeluk dirimu penuh makna
Sejenak membiarkan detik berlalu dalam diam,
Kutatap wajahmu, kau tatap wajahku
Kesunyian membekukan suara
Hanya dua jiwa yang saling berpaut
Kupeluk dirimu penuh rasa sampai takdir menghentikan larik puisi kehidupan kita berdua

No comments: