11 December 2010

Kalibawang, Kulon Progo


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kalibawang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kalibawang merupakan kawasan Agropolitan Kabupaten Kulonprogo. Kecamatan Kalibawang memiliki luas 52,97 Km2 atau 9,03 % dan luas Kabupaten Kulonprogo, berpenduduk 33.387 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 624 jiwa/Km2 terdiri dari 4 desa. Kecamatan Kalibawang diprioritaskan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Menoreh.
Kecamatan Kalibawang terletak di bagian Timur Laut Kabupaten Kulonprogo dan langsung berbatasan dengan daerah Muntilan (Kab. Magelang) disebelah utara dan timur, dengan Kecamatan Samigaluh di sebelah Barat dan dengan Kecamatan Nanggulan di bagian selatan.
Kecamatan Kalibawang merupakan dataran dan sebagian Pebukitan Menoreh dengan elevasi hingga 500 m dpl.Berdasarkan data di Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo, wilayah pekerjaan terletak pada ketinggian antara 26 - 500 meter di atas permukaan laut denganperincian 82,96 % luas wilayah berada pada ketinggian 26 - 100 m dpl, dan 17,04 % berada pada ketingian 101 - 500 m dpl. Sedangkan curah hujan di KecamatanKalibawang pada tahun 2001 adalah 4.482 mm/tahun dengan jumlah hari hujan mencapai144 hari/tahun.
Produk unggulan di Kecamatan Kalibawang adalah : KKO (cokelat)dan aneka pengolahanya, Gula jawa/ merah, Durian, Buah Naga, Slondok dan Gula Kristal. Ada beberapa lokasi kunjungan di Kecamatan Kalibawang diantaranya Kawasan Ancol, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Simbah Kyai Krapayak Tsani, Agro Durian, Perkebunan Buah Naga, Desa Wisata Banjaroya dan Desa Budaya Banjarharjo.

30 November 2010

PENDULANGAN INTAN



Pendulangan Intan di wilayah kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Kalimantan selatan
karena penghasilan Intan yang sudah mulai kurang menarik , para pendulang mulai melirik peternakan sapi, kalau intan di dulang makin lama makin habis, tapi kalau sapi, semakin lama dipelihara semakin banyak anak dan keuntungannya.

21 November 2010

Fakta Sejarah Hubungan Manusia dengan Anjing Sebagai Hewan Peliharaan

Anjing adalah salah satu jenis hewan yang sering dipelihara oleh manusia. Sejak zaman manusia purba (ceritanya manusia purba masih nomaden dan tinggal di hutan-hutan yang disekitarnya banyak binatang buas dan liar yang dapat mengancam manusia purba tersebut, seperti: ular, harimau, singa dan berbagai binatang buas lainnya) sampai saat ini, anjing masih banyak dipelihara oleh manusia. Anjing tersebut berguna untuk menjaga dan melindungi tuannya dari ancaman binatang liar dan buas tersebut. Hal ini bisa terjadi karena memang, anjing memiliki penciuman dan pendengaran yang tajam.

Dalam perkembangannya, setelah manusia purba mengenal dan mulai berburu daging, anjing juga digunakan sebagai pemburu. Larinya yang kencang dan gigitannya yang berbahaya dapat menaklukkan hewan buruan si manusia purba tersebut.

Setelah peradaban manusia mulai maju dan menetap (memiliki tempat tinggal), mulai melakukan cocok tanam dan beternak untuk memenuhi kebutuhannya, anjing mulai dimanfaatkan untuk gembala, penjaga rumah ataupun kandang hewan ternak. Dengan melatih anjing, maka anjing dapat dan sanggup melakukan tugas menggiring ternak (seperti: domba, kambing, bebek, itik dll) untuk tetap berada dikumpulan dan barisannya.
Pada saat ini setelah zaman semakin canggih, anjing dipelihara untuk hobby, teman bermain bahkan untuk kontes-kontes kecantikan. Anjing menjadi barang mewah dan mahal dengan berbagai perawatan dan pemeliharaannya yang tidak sedikit menguras kocek pemiliknya. Sebut saja untuk perawatan ke dokter hewan seperti: vaksinisasi dan pengobatan, kunjungan ke salon untuk mendandani anjing serta makanannya yang tidak murah.

Selain itu, anjing juga digunakan oleh aparat keamanan menjadi anjing pelacak yang dapat digunakan untuk melacak narkoba, bom dan TKP pembunuhan untuk mendeteksi pelakunya. Semua ini bisa dilakukan karena anjing memiliki kelebihan antara lain: memiliki penciuman yang tajam, pendengaran yang tajam, patuh dan taat pada tuannya dan mudah dilatih untuk menjadi sesuai dengan keinginan tuannya. Dengan seringnya melatih dan memberikan perintah kepada anjing tersebut, maka dia akan mengerti dan melakukan apa yang kita perintahkan tersebut.

Terlepas dari kontroversinya sebagai hewan yang jorok, menakutkan dan berbahaya, itu semua tergantung kepada manusianya. Yang jelasnya, berdasarkan sejarahnya dan hubungannya dengan manusia, anjing telah banyak membantu dan berguna untuk si manusia tersebut. ( diambil dari http://anjing-lucu.blogspot.com )

18 November 2010

Penyakit yang menular lewat makanan

1. BACILLUS CEREUS
PENYAKIT : KERACUNAN
GEJALA : MUAL, MUNTAH,PERUT KEJANG DAN DIARE.
SUMBER : TANAH, DEBU
MAKANAN : DAGING, SUSU, TELUR, IKAN DAN SAYURAN
2. CAMPYLOBACTER JEJUNI
PENYAKIT : CAMPYLOBACTERIOSIS
GEJALA : DIARE,DEMAM,MUAL, MUNTAH, SAKIT PERUT,SAKIT KEPALA,NYERI OTOT.
SUMBER : KELINCI, KUDA, RODENSIA,UNGGAS,LALAT,AIR
MAKANAN : DAGING,SUSU,TELUR, IKAN SAYUR
3. CLOSTRIDIUM BOTULISUM

PENYAKIT : BOTULISM
GEJALA : LEMAH,GANGGUAN RESPIRASI,PENGLIHATAN GANDA (DOUBLE VISION)
SUMBER : TANAH, SALURAN PENCERNAAN IKAN DAN MAMALIA
MAKANAN : MAKANAN KALENG,IKAN ASAP, IKAN ASIN DAN MADU.
CLOSTRIDUM PERFRINGENS

15 November 2010

OTAK ATIK KASUS GAYUS

Beberapa saat yang lalu kita dibuat kaget dengan ulah orang yang namanya Gayus Tambunan, yang membuat saya terhenyak adalah kekayaanya yang konon ceritanya uang, uang asing dan perhiasan yang total jumlahnya 99 milyar, kalo nulisnya pake 0, 99.000.000.0000, weh panjang banget, uang segitu seumpama dibelikan beras kualitas sedang ya dapet 1.500 ton loh.Konsumsi beras per kapita untuk orang Indonesia adalah 130 kg per tahun, jadi uang itu sanggup untuk bertahan hidup selama 11.358 tahun. diantara 227.345.082 penduduk Indonesia yang rata-rata hidup pas-pasan, bahkan lebih dari 31 juta orang diantaranya hidup dalam kemiskinan gayus itu ya termasuk "menthol"(baca;jagoan) juga yah.

orang kaya sah sah aja bahkan kalo bisa seluruh penduduk Indonesia kaya, kaya memang tidak ada yang melarang monggo silahkan asal....orang jawa mengatakan "ngono yo ngono ning ojo ngono"( harfiahnya begitu ya begitu tapi jangan begitu ). Untuk dik Gayus ini menarik karena sebagai PNS Staf golongan IIIa yang gajinya sekitar 10 juta ( karena ada renumerasi gaji dari depkeu) kalau untuk PNS lain yah sekitar 2 juta maka diperlukan waktu selama 49.500 bulan atau 4.125 tahun untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. ok saja sebenarnya bila Om Gayus selain PNS mungkin punya warisan tanah yang ditanami karet atau sawit yang jumlahnya beratus-ratus hektar, atau mendapat warisan tanah yang didalam tanah itu mengandung emas melimpah, lah ini tidak seperti itu. hanya PNS saja.


Sejak zaman dahulu kala bahkan mulai zaman Romawi kuno para pemungut pajak atau cukai menjadi cibiran publik. Di negeri kita juga sudah menjadi rahasia umum, para pegawai pajak dicemburui publik dalam menjalankan pekerjaannya. Mereka seperti mendapat ”cap” tega mengembat uang pajak.Bahkan, para wajib pajak yang harus membayar pajak dalam jumlah besar sering menjadi sasaran para oknum pegawai pajak (baca penjahat pajak). Akibatnya, para wajib pajak tidak membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalnya, kewajiban pajak yang berjumlah sangat besar bisa diatur sedemikain rupa sehingga jumlahnya menjadi kecil.oooo Gini yah caranya jadi cepet kaya seperti itu. Wajib pajak pun selamat dari tuduhan menggelapkan pajak. Namun, negara dirugikan. Mengingat, jumlah pajak yang masuk ke khas negara berkurang. Sedangkan rekening oknum pegawai pajak bertambah. Maklum, dia sudah mendapat gaji dari pemerintah dan juga mendapat ”gaji tidak resmi” dari para wajib pajak yang berhasil dirayu untuk berkolusi mengemplang pajak. Dalam konteks itu, wajib pajak juga sudah melakukan kejahatan pajak.

Umumnya, oknum pegawai pajak yang menjadi penjahat pajak tidak sendirian. Dia bersekongkol dengan berbagai pihak, termasuk polisi atau jaksa, seperti tampak dari cara kerja Gayus. Kejahatan pajak memang sering berantai dengan melibatkan banyak orang dan berlangsung sangat rapi. wkwkwkwkwkwwk...canggih tho?

gayus memang lihai.....licin bagai ikan haruan ( iwak kotes jare wong jowo) dia dapat lepas dari kasus hukum yang melilitnya, lepas ke singapura.karena diungkap kembali oleh Pak susno Dwaji, di tangkap kembali e...kabar terahir katanya walaupun dia di tahan selama kasus disidangkan kembali, si Gayus dapat bebas leluasa jalan-jalan ke Bali Nonton Tenes. Banyak orang yang menghujat Gayus, bahkan ada yang mengusulkan untuk dihukum mati. namun yang jadi pertanyaan mengapa mereka begitu jengkel dengan gayus? coba kita bayangkan bagaimana jika kita menjadi pegawai pajak seperti gayus. pada suatu saat ada perusahaan datang kepada kita perusahaan besar dengan omset trilyunan, perusahaan ini mempunyai kewajiban membayar pajak sebesar 10 milyar, orang itu bilang kepada kita, " Pak, gimana kalau kita kreatif sedikit mengenai pajak saya....yah....kita otak atik gitu...bisa aja kan pak ini pak saya bawa cash 2 m....." kira-kira apa yang ada di otak kita? coba sampean bayangkan....kalau tawaran itu di berikan ke 200 juta lebih penduduk indonesia kira-kira berapa persen yang mampu menolak uang 2 M itu sambil berkata "maaf pak saya tidak bisa, Alloh selalu melihat saya pak, dia tak pernah tertidur sedikitpun, tak pernah terlelap sedetikpun"

Gayus Tambunan, mau kenalan ?

Gayus Hamoloan Tambunan (lahir di Jakarta, 9 Mei 1979; umur 31 tahun) adalah seorang Pegawai negeri sipil golongan III/a di Direktorat Jenderal Pajak. Namanya menjadi terkenal ketika komjen Susno Duadji menyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp 25 milyar direkeningnya plus uang asing senilai 60 milayr dan perhiasan senilai 14 milyar di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua dicurigai sebagai harta Haram. Dalam perkembangan selanjutnya Gayus sempat melarikan diri ke Singapura beserta anak istrinya sebelum dijemput kembali oleh Satgas mafia hukum di Singapura. Kasus Gayus mencoreng reformasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang sudah digulirkan Sri Mulyani dan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia. info lebih klik aja di http://id.wikipedia.org/wiki/Gayus_Tambunan

14 November 2010

yang terluka


Kalimantan Kita


Begitu banyak bencana melanda negri kita ini, Wasior, mentawai, merapi, dll. Demikian juga dengan wilayah kalimantan selatan, yaitu dengan adanya banjir yang merendam beberapa kabupaten antara lain Hulu Sungai selatan, Tapin, dan Banjar. Dari data pihak Tagana Tapin yang turun ke lapangan, kata Sugiri lokasi banjir tersebut terjadi di kawasan Bungur Kecamatan Bungur ada 50 KK yang terendam, di Kupang ada 375 KK, di Rangda Malingkung ada 150 KK, Bitahan di depan Makodim 1010 Rantau ada 20 KK, dan Bitahan Dalam ada 20 KK, sedangkan di Dulang persis di depan PLN ada 63 KK. Selain itu, di Kecamatan Binuang, ada 2 kelurahan yang terendam yakni Kelurahan Raya Belanti dan Kelurahan Binuang sebanyak 260 KK.
“Jadi, ada 1.240 KK yang rumahnya terendam banjir kali ini. Kalau biasanya banjir hanya melanda bagian dapur dan teras rumah saja yang terendam air, kali ini air sudah masuk hingga ke dalam rumah mulai dari 20 centimeter hingga 60 centimeter,” kata Sugiri(Bandjarmasinnews.com).
Di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, banjir tak kunjung surut. Bahkan, selama sebulan belakangan air justru bertambah tinggi sehingga masuk ke dalam rumah warga dengan ketinggian mencapai satu meter.Banjir berkepanjangan itu membuat aktivitas sehari-hari terganggu karena warga terus sibuk menjaga harta benda mereka dari banjir. Setelah sebulan hidup dengan banjir di dalam rumah, warga banyak terserang penyakit, seperti gatal-gatal, batuk, diare, dan disentri. Meski demikian, warga masih banyak yang enggan mengungsi(liputan6.com, 14/11/2010).
Warga Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS) mengaku trauma dengan banjir bang yang bertubi-tubi melanda desa permukiman mereka.Dalam sebulan, perkampungan yang terletak di pergunungan Meratus itu sudah tiga kali dilanda banjir bandang. Meski tak ada korban, sejumlah bangunan dan fasilitas umum hancur.Kemarin, banjir mulai surat. Namun warga Loksado dan warga di dataran rendah seperti, Kandangan dan Sungai Raya tetap waswas banjir kembali melanda desa mereka, mengingat hujan terus mengguyur( Banjarnasin post.co.id 3 november 2010).
Begitu banyak derita yang harus dirasakan masyarakat Kalimantan selatan, selain 3 kabupaten tersebaut ada beberapa kabupaten lagi yang harus waspada karena rawan banjir, antara lain kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Perubahan iklim yang terjadi adalah kemungkinan penyebab terjadinya banjir di beberapa tempat, musim Hujan yang berlangsung berkepanjangan pada tahun ini tentu meningkatkan curah hujan (curah hujan adalah: jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan curah hujan adalah mm, inch.)
Namun walaupun curah hujan tinggi tetapi apabila alam mampu mengakomodasi meningkatnya jumlah air hujan, niscaya banjir dapat terhindari. Kerusakan alam yang terjadi diakibatkan karena penebangan hutan,penambangan,kebun sawit dll yang tidak diiringi dengan upaya perbaikan alam, yaitu dengan reboisasi, dan reklamasi. apabila dua hal ini dilakukan dengan baik alam akan terjaga kelestarianya. Reklamasi yang harus mengembalikan lapisan tanah atas yang kaya akan unsur hara agar tetap di bagian atas pada waktu menimbun kembali bekas tanah galian , sehingga bekas areal tambang dapat kembali ditanami, namun upaya tersebut selalu membutuhkan dana, tenaga dan waktu yang lebih banyak hal inilah yang menyebabkan orang melalaikanya. malah bahkan di beberapa tempat dibiarkan lobang begitu saja. oleh karena itu rasanya wajar saja Jika beberapa lembaga peduli lingkungan, seperti Walhi, aliansi mahasiswa lingkungan dan lainnya, meminta agar gubernur menghentikan penambangan batu bara di Kalimantan Selatan (Kalsel) karena banyak merusak lingkungan hidup. Hal tersebut terbukti, banjir yang terjadi di Kalsel dalam setiap tahunnya terus bertambah besar dan luas akibat pengerukan tambang batu bara.
Apakah anda membayangkan Kalimantan dengan hutan yang lebat, pohon-pohon besar yang kokoh berdiri, rindang, dan teduh, maka lihatlah poto-poto saya yang saya ambil pada bulan oktober di kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, Pikir Kembali Tentang Kalimantan Kita

04 November 2010

KISAH-KISAH





3 tahun aku selesaikan SMPku, banyak hal yang mewarnai kisahku saat itu, dari tugas upacara bendera dengan menghafal pembukaan UUD 45, tampil Baca Puisi, Juara lomba Pidato, membantu ibu jualan di Kantin, sampai berurusan dengan Guru BP karena prestasi belajarku yang turun.

aku meneruskan SMA di SMA I wates, pada tahun 1989, SMAku sering juga disebut SMA 212 terletak di Terbah, Wates kulonprogo, pada tahun pertama aku tinggal bersama kakek saya yang tinggal di dusun ngruno, Pengasih, yang jaraknya sekitar 4 KM dengan sekolahan.Untuk pergi ke sekolah aku naik sepeda Jengki warna biru kepunyaan Pakde Puspo yang aku pinjam.Pada tahun berikutnya karena jarak yang agak jauh aku milih untuk Kost di dekat sekolahan. Untung Kakak saya mempunyai kenalan yang rumahnya dibelakang SMA, namanya Pak Didik. beliau adalah tokoh ( Penyiar) Sholawat Wahidiyah, yang berpusat di kediri jawa timur. Dari pak Didik ini aku mendapat amalan sholawat wahidiyah, amalan sholawat yang dilakukan setiap selesai sholat fardhu ini biasanya di lakukan dengan menangis, ( kalau tidak bisa menangis, ya dipaksa menangis)aku juga waktu itu aktif untuk menyebarkan amalan sholawat itu, amalan terpendek yaitu dengan membaca "yaa sayyidi, Ya Rasululloh " selama 30 menit dibaca sambil menangis, semakin keras menangis semakin baik, semakin susah menangis maka dikatakan hatinya keras seperti Batu.Sholawat Yang Panjang , harus di hafalkan . pada saat itu aku berkenalan beberapa orang yang sama sama mengamalkan sholawat itu antara lain, pak Suto (mantan Napi ), mas Harto, pak jawazi, eko (karyawan Mie Ayam Mas Di Pangsit ), mas Sutar. dll, mereka sangat baik bahkan Mas Harto pernah aku ajak main ke Kalibawang dan mengisi pengajian Irmas di Bogo, Kalibawang. ya inilah bagian dari proses pencarian yang saya lalui. setelah lebih dalam mempelajari, dan ternyata Tidak pernah di contohkan oleh Rasululloh aku bertobat dan tidak pernah lagi mengamalkan sholawat wahidiah.Mudah Alloh SWT, mengampuni dosa-dosaku, kebodohanku dan kepicikanku.

Pada proses Pencarian berikutnya aku ketemu dengan Jamaah Tabligh, walaupun aku tidak pernah masuk terlalu dalam tapi aku juga pernah mengikuti amalanya. dengan mengikuti Jamaah ini aku semakin tahu dan sadar pentingnya Sholat berjamaah.

aku masih terus mencari...

3tahun tidak terasa dan pada tahun 1992, aku lulus dari SMA. aku mengikuti UMPTN ( ujian masuk Perguruan Tinggi pada tahun itu juga, aku mengambil jurusan Kedokteran Umum UGM pada pilihan Pertama dan Kedokteran Gigi UGM pada pilihan kedua, setelah mengikuti Test dan hari Pengumuan pun tiba.dengan Jeli aku perhatikan urutan nama-nama di Harian Kedaulatan Rakyat ( KR ) dan nama Edi Santosa tidak tercetak diantara ribuan nama itu. Kecewa ? jelas kecewa namun yang aku pikirkan kegiatan apa yang akan aku lakukan, sekolah sudah lulus,kuliah ga ditrima, kerja, ya belum bisa. aku tidak putus asa, orang bilang kegagalan adalah sukses yang tertunda, kata- kata itu benar-benar aku resapi. aku terus berusaha sekuat tenaga saya, selama setahun aku mempersiapkan ujian UMPTN , pada tahun 1993, aku mengikuti UMPTN lagi, dan ternyata Alloh belum mengijinkan aku untuk kuliah. aku masih tetap optimis mungkin belum sekarang, aku masih punya kesempatan sekali lagi, dan aku yakin tahun depan aku pasti diterima. selama setahun itu aku juga mempersiapkan UMPTN, sambil membantu ibu berjualan di Kantin dan usaha Es Lilin, aku membuat usaha crimping Telo bersama temen-temenku di kampung, yaitu dengan Mas Ngatijo, Mbak Titin, dan mbak Rini. Kegagalan boleh menghampiriku tapi tak pernah bisa mematikanku.

pada tahun 1994 aku mengikuti UMPTN untuk yang terakhir. karena kesempatan UMPTN itu hanya 3 kali, 2 kali aku gagal, akankah kegagalan itu datang lagi ? sambil berusaha dengan belajar semampu saya, diiringi doa Kepada Alloh agar dipilihkan jalan yang terbaik bagiku.dan.... ternyata tembok UGM terlalu kuat untuk aku tembus (pikirku saat itu ) 3 kali UMPTN aku jalani 3 kali pula aku mengalami kegagalan.tertutupkah aku untuk kuliah di PTN?( untuk kuliah di Swasta bapak yang Pensiunan Pegawai Rendahan sudah terlebih dahulu angkat tangan untuk membiayai) mungkinkah aku jadi sarjana?

Ternyata Alloh maha Kuasa, Alloh memberiku Jalan dengan adanya Program DIII UGM yang pendaftaranya setelah pengumuman tes umptn. aku Diterima di DIII Kesehatan Hewan UGM, Aku memilih Program ini karena sesuai dengan jurusan A2, ilmu praktis bisa saya terapkan dan dapat dikembangkan sendiri kelak nanti kalu sudah lulus , kebetulan saat aku mendaftar antrianya paling sedikit. Aku Sangat bersyukur dapat kuliah disana walaupun aku harus memendam keinginanku menjadi Sarjana.memang waktu itu belum ada program lanjutan dari DIII ke S1.

3 tahun tidak terasa aku selesaikan Program DIII, tahun 1997 aku lulus dan langsung bekerja di PT Medion Bandung. jabatanku waktu itu adalah Teknisi Peternakan (TP)yang tugasnya melayani konsumen yang meliputi Bedah bangkai, diagnosa penyakit, penjualan, penagihan, Vaksinasi ayam, dll. pada awal tahun 1998 aku baru bekerja selama 3 bulan, Krisis Moneter menghantam negri, aku diberhentikan dari medion. aku pulang ke kampung, melamar kesana kemari mencari pekerjaan, akupun menjadi pengangguran. selang beberapa bulan, aku mendapat surat dari wak encuk karyawan AS putra PS di winduhaji, Kuningan Jawa Barat.yang intinya mengajak saya untuk bekerja disana, akupun kemudian bekerja di sana. setelah beberapa bulan ketika keadaan ekonomi mulai stabil, aku dipanggil lagi oleh medion untuk bekerja lagi.

Medion menempatkan aku di cabang Denpasar, sub cabang Singaraja, kota itu sungguh Istimewa, Banyak hal aku dapatkan dari sana , tapi mata sudah mengantuk, insya Alloh saya kisahkan diwaktu yang akan datang.

28 October 2010

KISAHKU LAGI


Matahari hampir tenggelam, badankupun sudah terasa capai setelah bermain benthik dan ganepo aku tahu aku harus selesai bermain, aku harus pulang mengambil gayung plus sabun dan pergi ke kali untuk mandi bersama teman-teman disana. karena sore itu sudah terlalu senja aku tidak bermain di sungai aku harus cepat selesai sebelum ular-ular sungai itu bermunculan, walaupun ular itu kecil tetapi berbisa.setelah selesai kembali kerumah dan kurasakan kesegaran setelah mandi, sejenak menunggu kentongan dipukul (bukan bedug) tanda waktu sholat maghrib telah tiba.

tahun 1980 pada bulan Mei, langgar kami telah selesai dibangun, kami mempunyai tempat baru, dengan demikian kami tidak lagi mengaji di rumah bp Yasin Shodiq, langgar kecil yang dibangun di tanah Bp Paidi adalah tempat yang sangat berkesan bagiku, tempat kami sholat berjamaah, mengaji, belajar dan bermain. suara adzan dari Lek To/Kelik seorang muadzin terdengar nyaring, merdu menyayat kalbu, tanpa ada pengeras suara terasa lebih khidmad.setelah adzan sambil menunggu jamaah lain untuk datang ke langgar Lek to menyanyikan puji-pujian, lagu yang kami tidak tahu siapa penciptanya, lagu yang sangat indah dan kami sangat suka untuk melagukanya " monggo-monggo samiyo berjamaah kersaning ALLOh Ganjaran kathah gawean repot dibagi-bagi godane setan ojo dituruti.....gadah putro diwulang ngaji yen boten saged wakil pak kyai yen boten purun akhire rugi...rugi donyo ra sepiro o rugi akherat bakal ciloko..." yang kurang lebih dalam bahasa Indonesia mari kita sholat berjamaah yang merupakan perintah Allah,pahalanya sangat banyak, pekerjaan ditinggalkan dulu, godaan setan jangan dituruti. punya anak harus diajari mengaji jika tidak bisa carilah seorang ustadz/kyai kalau tidak mau pasti merugi. rugi dunia tidak seberapa, rugi akherat akan celaka.lagu yang sangat penuh dengan makna tentu sangat jauh dengan lagu-lagu yang dinyanyikan anak-anak saat ini. beberapa anak sedang berpiket menyapu mushola dan membersihkan semprong (kaca penutup api pada lampu teplok yang jika tidak dibersihkan akan nampak hitam dan lampu tidak terang lagi). Bpk Yasin Shodik sebagai imam sudah datang kami segera melaksanakan sholat maghrib berjamaah.

Setelah sholat maghrib kami mengaji ada Banyak ustadz yang membimbingku, pertama bapak Sutris waktu itu masih sekolah SMEA beliau ustadz sangat kritis dengan amal yang telah di amalkan oleh penduduk sekitar pada saat itu, mengkritisi apakah amal sudah sesuai dengan ajaran Islam yang benar?.Pak Ngadirun masih sekolah di MAN Kalibawang selain ngaji beliau mengajari kami ilmu bela diri Pencak silat.lek Kelik selalu sabar membimbing kami. Bpk Suyud yang bacaanya fasih. dan yang menurut kami paling istimewa adalah kakaku sendiri agus Susanto, beliau membimbing kami ketika beliau masih sekolah di SMP I Kalibawang ya.. anak SMP. Bpk Agus sangat kreatif dalam pelajaran, ada ceramah, persolatan, bahasa Ingris, drama, latihan khotbah dan yang membuat begitu istimewa adalah cerita. ketika sedang cerita kami seksama mendengarkanya, imajinasi kami menjadi hidup dan seolah olah nyata, kami benar-benar masuk ke dalam alur cerita.ada banyak hal yang kami dapat dari mushola itu namun yang paling berkesan adalah apa yang pernah disampaikan pak Agus, Allah berfirman : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”(Qs Al-Mujadilah : 11) ayat yang selalu memotivasi aku untuk selau mengaji, mengaji dan mengaji. siapa yang tidak ingin mendapatkan derajat yang mulya, kuncinya hanya 2 untuk mencapainya, yaitu ilmu dan Iman, Ilmu harus dicari walaupun susah menggapainya, iman mendasari apa saja yang dilakukan.ustad-ustadzku semoga Alloh selalu mencurahkan rahmatNya, walaupun pada waktu itu masih begitu muda masih smp dan sma tetapi sangat bersemangat dalam dakwah ini yang terus terang kami kesulitan mencari orang seperti ustadz di waktu sekarang ini. ilmu yang pernah kami dapatkan sekuat tenaga akan kami amalkan dan sebarkan.

sekitar tahun 1985 Dengan alasan yang tidak aku pahami kami sekeluarga pindah kontrakan dari tempat pak dukuh ke rumah mbah kromo,yang jaraknya hanya beberapa meter saja. rumah yang kami tempati sekarang tidak jauh berbeda dengan rumah sebelumnya dinding gedek, cendela kayu, atap genteng, tempat tidur galar dan lantai tanah. namun ada yang berbeda yakni disini kami dialiri listrik dari seseorang yang punya diesel, diesel dinyalakan mulai jam 18.00 sampai 22.00. kami sangat gembira dengan keadaan ini.

beberapa tahun kemudian pemerintah meluncurkan kebijakan LMD (listrik masuk Desa)ibuku membeli sebuah freezer untuk usaha pembuatan es lilin untuk menambah penghasilan bapak yang menjelang pensiun.selain es lilin dijual sendiri di kantin, es lilin juga dititipkan di warung - warung sekitar kalibawang. setelah pulang sekolah akupun ikut menjajakan es lilin ke panthuk ( tempat penambangan pasir dan batu di Bogo,Banjarharjo, Kalibawang, tepatnya ditepi sungai progo)aku lawan terik panas matahari aku tenteng termos yang berisi 50 biji es lilin aku tawarkan kepada para pekerja yang sedang ngabuk ( istilah untuk menambang pasir)es.......es.....eses......eses......teriakanku saat itu. bila daganganku habis lelah, capai, panas dan haus hilang seketika dan dengan bangga menyerahkan hasil penjualanku kepada ibuku. Namun bila dagangan kurang laku mungkin karena mendung atau hujan yang dapat aku lakukan hanyalah bersabar dan berharap mudah-mudahan besok mendapatkan rejeki yang lebih baik. ada pengalaman yang masih aku ingat karena aku begitu sakit hati, yaitu ketika ada seorang sopir truk pasir yang membeli es daganganku kemudian dengan alasan rasanya yang kurang enak orang itu kemudian membuang, menginjak dan meludahinya, aku kaget, terdiam, dan sedih sekali aku tinggalkan orang itu walau tanpa membayar, aku iklaskan. seiring matahari yang mulai meredup dan segera tenggelam aku pulang membawa hasil jerih payahku hari itu. Alhamdulillah...

26 October 2010

KISAHKU

Namaku Edi Santosa, Saya dilahirkan di sebuah kota kecil di kabupaten kulonprogo yaitu Sentolo pada suatu senja bulan ramadan, tanggal 18 september 1974. Bapak saya adalah pegawai tata usaha di suatu SMP di Sentolo, itulah alasanya kami tinggal disana walaupun bapak asli kabupaten bantul dan ibu asli Pengasih. bapak yang sebagai Pegawai rendahan dan ibu berdagang kecil-kecilan di pasar tentu tidak akan mampu memberikan fasilitas yang mewah untuk menyambut kelahiran anak keduanya, setelah kelahiran anak pertama yang bernama Agus susanto 3 tahun sebelumnya.

di Kota Sentolo, kami tinggal tidak terlalu lama, yakni sekitar 6 tahun ketika usiaku 5 tahun Bapak pindah tugas ke SMP I Kalibawang yang jaraknya sekitar 22 KM dari tempat asal. pertama kali kami menyewa rumah di dusun Bogo, desa Banjarharjo, kecamatan Kalibawang. Bapak Dukuh menyewakan rumahnya untuk keluarga kami, rumah yang betul-betul saya inget rumah yang sangat sejuk dan asri, banyak pepohonan disekitarnya, ada pohon asam yang sangat rimbun di depan rumah, pohon mlinjo yang batangnya besar dan seperti huruf y dimana bapak sering main cilukba disana. Rumah yang letaknya bersebrangan dengan Kapel St Yusuf itu dindingnya dari gedeg( bambu yang di anyam), tempat tidurnya dari bambu dan galar ( bambu yang dipipihkan), lantainya tanah. ketika hujan bapak sering menggendong dan keluar rumah dan mengajakku untuk melihat air yang turun dari langit walaupun sebenarnya kami berada di luar rumah adalah untuk jaja-jaga kalau ada angin besar, dan pohon tumbang di sekitar rumah tentu rumah yang kami sewa ini tidak akan kuat menahannya.

dibelakang rumah itu ada sumur yang sangat besar dan dalam, banyak pohon pisang, tempat saya bikin mainan pistol-pistolan, tumbuhan Paku yang biasanya untuk menghias Kapel pada hari-hari tertentu, dan tumbuhan bambu yang rindang tempat biasa saya mancing di tepi sungai kecil di belakangnya, disamping sumur tersebut ada sebuah jalan setapak jalan ini menuju ke rumah bapak Yasin Shodiq ( Mudah-mudahan Alloh Selalu melimpahkan rahmatnya ), beliaulah guru ngaji pertama saya, setiap sore saya dan temen temen sepermainan dengan riang gembira membawa oncor ( lentera yang terbuat dari bambu, berbahan bakar minyak tanah) memakai sarung dan peci, serta tidak lupa membawa turutan.Walaupun hanya dengan penerangan lampu petromag, karena listrik adalah sesuatu diluar angan-angan kami saat itu, kami semangat untuk belajar mengaji.Rumah bapak yasin Shodiq yang dekat dengan sungai kecil itu mempunyai halaman yang sangat luas, sehingga setelah selesai mengaji di halaman itulah kami bermain, bersendagurau, kejar kejaran sampai suatu saat kami berteriak berhamburan karena ada yang menakut=nakuti dengan melempar segenggam kerikil ke rumpun bambu sehingga berbunyi krotok...krotok,.....krotok...arik (almarhum), nanang subur, lek totok, mas In, Mas Kenthut, riza, kelik bersama merekalah masakecilku kulalui.

tahun 1981 bapak mendaftarkan aku ke SDN Negri Kalibawang I,dan tercatat dengan nomor induk 665, aku tidak tahu apa dan bagaimana sekolah itu, yang aku rasakan saat itu adalah kegembiraan walau sebenarnya mulai saat itu aku tidak lagi bebas bermain, setiap pagi aku harus pergi ke sekolah dengan di bonceng bapak dengan sepeda motor DKW , baju sederhana tanpa seragam, dan memakai sepatu pada hari senin.dari SD ini saya mendapat temen-teman baru, antara lain Yanto, Harwanto, Mujianto, Rohadi, mardiyatun, ponidi, slamet, mbak kris, suranto,kartijo(almarhum), catur wahyuningsih, mujiati, sarmilah, dan lain-lain ( maaf yang belum tersebut, kalian sungguh sangat berarti bagi perjalanan hidup saya).

Begitu banyak peristiwa di SD itu, dan tentu aku akan tetap ingat sama Ketua kelas Agung Prabowo beliau memang berbakat dalam kepemimpinan, dia selalu ditunjuk sebagai ketua kelas, cocok sekali dengan profesinya sekarang yaitu berkarier di Militer, Selain itu beliau juga sangat berbakat menggambar, Hasil gambaranya bagus sekali. Satu hal yang tak pernah lupa adalah kalau hari hujan pas waktu pulang sekolah, saya pasti mampir dirumah Agung karena rumah Agung sangat dekat dengan sekolahan, dan Ibunda Agung selalu memberi makanan, mengajak ngobrol sambil menunggu hujan reda.
\
  Ibu Sumber ( Mudah-mudahan Alloh Selalu melimpahkan rahmatnya ) adalah ibuguru SD pertamaku orangya penyabar dan baik hati.6 tahun sekolah di SD Itu banyak sekali ilmu yang saya dapatkan, terimakasih bapak ibu guru yang telah sabar mendidiku. Ibu Sumber, Ibu KHilmiyati, Ibu Mardiyah, Bapak Bukhori, Bapak Agus Dwiantoro, Bapak Yasmin, Bapak Ponidjo, Bapak Suwardi, Bapak Sukarno merekalah pahlawan-pahlawan saya. 19 mei 1986 ijazah SD saya telah ditandatangani oleh kepala sekolah yang waktu itu adalah bapak Suparto, dengan nilai yang biasa saja, yakni dengan rata-rata 7,4, biasa saja kan.


Setelah tamat SD saya meneruskan sekolah di tempat bapak saya bekerja yaitu di SMP I Kalibawang, disana banyak hal baru yang saya dapatkan dan tidak diajarkan di SD, ada fisika, Biologi, bahasa Ingris dll. saya yang bernomor induk 1005 ini sangat antusias belajar Bahasa Inggris saya tidak tahu mengapa saya jadi senang terhadap pelajaran ini apa karena pelajaranya atau karena pengajarnya yang pada waktu itu adalah bapak Suwandi, guru yang menurut banyak murid adalah guru yang galak. tetapi bagi saya Beliau sangat berbeda dengan apa yang dikatakan murid-murid itu, Pak Suwandi adalah guru yang cerdas, baik, pengertian , dan merupakan seorang motivator. saya sangat terinspirasi bahkan sampai saat ini dengan apa yang pernah dikatakan beliau di depan kelas, yakni perkataan orang bijak dalam bahasa ingris " where there is a will there will be away " yang diartikan oleh beliau : dimana ada kemauan seribulah jalanya. suhhanalloh sungguh dalam makna dari kata- kata itu, menancap kuat di sanubari saya,seolah nuklir yang meledak di dada saya dan memberi semangat untuk mencapai cita2, Terimakasih Pak Suwandi...mudah-mudahan Alloh selalu mengampuni dosa-dosa bapak dan menerima semua amal baik bapak.

ketika kelas II ada sesuatu yang membuat bapak bersedih, sering terdiam, dan termenung. Karena mulai saat itu bapak harus pensiun. aku juga tidak tahu mengapa bapak saya yang baru berumur 43 tahun harus pensiun ? aku menjaga perasaan bapak bahkan setelah 22 tahun, sampai sekarang, aku tidak pernah menanyakan hal itu pada bapak.

Alhamdulillah, 3 tahun tidak terasa kuselesaikan smpku dan menerima ijazah yang ditanda tangani oleh Bapak Tarcicius Hardiyanto pada bulan Juni 1989. saya meneruskan pendidikan di SMA I Wates, sambil menemani kakek saya yang tinggal di dusun Ngruno Pengasih, Kulonprogo. menurutku kehidupan saya mulai pada saat itu, begitu banyak untuk dikisahkan. insya Alloh Besuk kami lanjutkan

22 April 2010

Kartini Bukan “Pahlawan Emansipasi”

Tangal 21 April bagi wanita Indonesia, adalah hari yang khusus untuk memperingati perjuangan RA Kartini. Tapi sayangnya, peringatan tersebut sarat dengan simbol-simbol yang berlawanan dengan nilai yang diperjuangkan Kartini (misalnya, penampilan perempuan berkebaya atau bersanggul, lomba masak dan sebagainya yang merupakan simbol domestikisasi perempuan). Suara emansipasi pun terasa lebih kuat pada bulan April karena Kartini dianggap sebagai pahlawan emansipasi wanita.

Terlepas dari keterlibatan RA. Kartini sebagai pejuang dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia, emansipasi sebenarnya diilhami dari gerakan feminisme di barat. Pada abad ke-19, muncul benih-benih yang dikenal dengan feminisme yang kemudian terhimpun dalam wadah Women’s Liberation (Gerakan Pembebasan Wanita).

Gerakan yang berpusat di Amerika Serikat ini berupaya memperoleh kesamaan hak serta menghendaki adanya kemandirian dan kebebasan bagi perempuan. Pada tahun 1960, isu feminisme berkembang di AS. Tujuannya adalah menyadarkan kaum wanita bahwa pekerjaan yang dilakukan di sektor domestik (rumah tangga) merupakan hal yang tidak produktif. Kemunculan isu ini karena diilhami oleh buku karya Betty Freidan berjudul The Feminine Mystiquue (1963).

Freidan mengatakan bahwa peran tradisional wanita sebagai ibu rumah tangga adalah faktor utama penyebab wanita tidak berkembang kepribadiannya. Ide virus peradaban ini kemudian terus menginfeksi tubuh masyarakat dan ‘getol’ diperjuangkan oleh orang-orang feminis.

Gencarnya kampanye feminisme tidak hanya berpengaruh bagi masyarakat AS pada saat itu, tetapi juga di seluruh dunia. Munculnya tokoh-tokoh feminisme di negeri-negeri Islam seperti Fatima Mernissi (Maroko), Nafis Sadik (Pakistan), Taslima Nasreen (Bangladesh), Amina Wadud (Malaysia), Mazharul Haq Khan serta beberapa tokoh dari Indonesia seperti Wardah Hafidz dan Myra Diarsi kemudian beberapa gerakan perempuan penganjur feminisme, seperti Yayasan Kalyanamitra, Forum Indonesia untuk Perempuan dan Islam (FIPI), Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK), Yayasan Solidaritas Perempuan dan sebagainya, setidaknya menjadi bukti bahwa gerakan inipun cukup laku di dunia Islam. Bahkan tak hanya dari kalangan wanita, dari kalangan pria juga mendukung gerakan ini seperti Asghar Ali Engineer, Didin Syafruddin, dan lain-lain.

Dalam perjuangannya, orang-orang feminis seringkali menuduh Islam sebagai penghambat tercapainya kesetaraan dan kemajuan kaum perempuan. Hal ini dilakukan baik secara terang-terangan maupun ‘malu-malu’. Tuduhan-tuduhan ‘miring’ yang sering dilontarkan antara lain bahwa hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan rumah tangga, seperti ketaatan istri terhadap suami, poligami juga dianggap sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan menimbulkan potensi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sementara itu peran domestik perempuan yang menempatkan perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dianggap sebagai peran rendahan. Busana muslimah yang seharusnya digunakan untuk menutup aurat dengan memakai jilbab (Q.S Al-Ahzab:59) dan kerudung (Q.S An-Nur:31) dianggap mengungkung kebebasan berekspresi kaum perempuan. Lalu benarkah R.A Kartini dalam sejarahnya merupakan pahlawan emansipasi, sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis?

Andai Kartini Masih Hidup

Dalam buku Kartini yang fenomenal berjudul Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang, R.A Kartini saat itu menuliskan kegelisahan hatinya menyaksikan wanita Jawa yang terkungkung adat sedemikian rupa. Tujuan utama beliau menginginkan hak pendidikan untuk kaum wanita sama dengan laki-laki, tidak lebih. Ia begitu prihatin dengan budaya adat yang mengungkung kebebasan wanita untuk menuntut ilmu.

Kartini memiliki cita-cita yang luhur pada saat itu, yaitu mengubah masyarakat, khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan, juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya. Ini sebagaimana terlihat dalam tulisan Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902, yang isinya, “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”

Menurut Kartini, ilmu yang diperoleh para wanita melalui pendidikan ini sebagai bekal mendidik anak-anak kelak agar menjadi generasi berkualitas. Bukankah anak yang dibesarkan dari ibu yang berpendidikan akan sangat berbeda kualitasnya dengan mereka yang dibesarkan secara asal?. Inilah yang berusaha diperjuangkan Kartini saat itu.

Dalam buku tersebut Kartini adalah sosok yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan berdasarkan asal-usul keturunannya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagungkan kehidupan liberal di Eropa yang tidak dibatasi tradisi sebagaimana di Jawa. Namun, setelah sedikit mengenal Islam.

Pemikiran Kartini pun berubah, yakni ingin menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya. Kita dapat menyimak pada komentar kartini ketika bertanya pada gurunya, Kyai Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat Semarang, sebagai berikut:
Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa para ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran al-Quran dalam bahasa Jawa? bukankah al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”.

Demikian juga dalam surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902 yang isinya memuat, “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.”

Selain itu Kartini mengkritik peradaban masyarakat Eropa dan menyebutnya sebagai kehidupan yang tidak layak disebut sebagai peradaban, bahkan ia sangat membenci Barat. Hal ini diindikasikan dari surat Kartini kepada Abendanon, 27 Oktober 1902 yang isinya berbunyi, “Sudah lewat masamu, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik sesuatu yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?”

Selanjutnya di tahun-tahun terakhir sebelum wafat ia menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergolak di dalam pemikirannya. Ia mencoba mendalami ajaran yang dianutnya, yaitu Islam. Pada saat Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi Al-Qur’an melalui terjemahan bahasa Jawa, Kartini terinspirasi dengan firman Allah SWT (yang artinya), “…mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) (QS al-Baqarah [2]: 257),” yang diistilahkan Armyn Pane dalam tulisannya dengan, “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Demikianlah, Kartini adalah sosok yang mengajak setiap perempuan memegang teguh ajaran agamanya dan meninggalkan ide kebebasan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya. Beberapa surat Kartini di atas setidaknya menunjukan bahwa Kartini berjuang dalam kerangka mengubah keadaan perempuan pada saat itu agar dapat mendapatkan haknya, di antaranya menuntut pendidikan dan pengajaran untuk kaum perempuan yang juga merupakan kewajibannya dalam Islam, bukan berjuang menuntut kesetaraan (emansipasi) antara perempuan dan pria sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis.

Kini jelas apa yang diperjuangkan aktivis jender dengan mendorong perempuan meraih kebebasan dan meninggalkan rumah tangganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan dan kesetaraan jender.

Refleksi perjuangan Kartini saat ini sangat disayangkan karena banyak disalah artikan oleh wanita-wanita Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh pejuang-pejuang feminisme untuk menipu para wanita, agar mereka beranggapan bahwa perjuangan feminisme memiliki akar di negerinya sendiri, yaitu perjuangan Kartini. Mereka berusaha menyaingi laki-laki dalam berbagai hal, yang kadangkala sampai di luar batas kodrat sebagai wanita. Tanpa disadari, wanita-wanita Indonesia telah diarahkan kepada perjuangan feminisme dengan membawa ide-ide sistem kapitalisme yang pada akhirnya merendahkan, menghinakan derajat wanita itu sendiri.

Sistem kapitalisme sejatinya telah menghancurkan kehidupan manusia, termasuk kaum hawa (perempuan). Akibat diterapkan sistem kapitalisme terjadi himpitan ekonomi sehingga tidak sedikit perempuan lebih rela meninggalkan suami dan anaknya untuk menjadi TKW, misalnya, meskipun nyawa taruhannya. Ribuan kasus kekerasan terhadap mereka terjadi. Mereka disiksa oleh majikan hingga pulang dalam keadaan cacat badan, bahkan di antaranya ada yang akhirnya menemui ajal di negeri orang. Sebagaimana yang dialami derita seorang TKW asal Palu, Susanti (24 tahun), yang kini tak bisa lagi berjalan karena disiksa majikannya (Liputan6.com, 9/3/2010).

Maraknya perdagangan perempuan dan anak-anak (trafficking) pun terjadi. Pada Desember 2009 ditemukan 1.300 kasus perdagangan manusia dan pengiriman tenaga kerja ilegal dari Nusa Tenggara Timur (Vivanews.com, 15/12/2009). Sekitar 10.484 wanita yang berada di Kota Tasikmalaya Jawa Barat rawan dijadikan korban trafficking.

Pasalnya, mayoritas di antara mereka berstatus janda serta berasal dari kalangan yang rawan sosial dengan taraf ekonomi rendah (Seputar-indonesia.com, 1/4/2010). Di Kabupaten Cianjur Jawa Barat kasus trafficking dan KDRT tercatat 548 kasus. Tidak sedikit dari mereka menjadi korban dan dipekerjakan sebagai pekerja seks komersil (PSK) (Pikiranrakyat.com, 23/3/2010). Fakta-fakta tersebut setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa sistem kapitalisme telah gagal dalam memuliakan wanita.

Habis Gelap Terbitlah Islam

Upaya meneladani perjuangkan Kartini seharusnya bukanlah kembali pada ide-ide feminis dengan membawa ide kapitalisme yang absurd melainkan kembali pada sistem syariah Islam (ideologi Islam), yang dalam rentang masa kepemimpinannya selama 13 Abad mampu memposisikan wanita pada kedudukannya yang teramat mulia, maka wajar bila desas desus diskriminasi perempuan ketika diterapkan ideologi Islam tidak pernah terdengar.

Di muka bumi ini, baik laki-laki maupun perempuan diposisikan setara. Derajat mereka ditentukan bukan oleh jenis kelamin, tetapi oleh iman dan amal shaleh masing-masing.

Sebagai pasangan hidup, laki-laki diibaratkan seperti pakaian bagi perempuan, dan begitu pula sebaliknya. Namun dalam kehidupan rumah-tangga, masing-masing mempunyai peran tersendiri dan tanggung-jawab berbeda, seperti lazimnya hubungan antar manusia.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, laki-laki dan perempuan dituntut untuk berperan dan berpartisipasi secara aktif, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar serta berlomba-lomba dalam kebaikan.

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah. laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Demikian firman Allah dalam al-Qur’an (Q.S al-Ahzab: 35).

Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan, bahwa sesungguhnya perempuan itu saudara laki-laki (an-nisâ’ syaqâ’iqu r-rijâl) (HR Abu Dâwud dan an-Nasâ’i).

Meskipun di kalangan Muslim pada kenyataannya masih selalu dijumpai diskriminasi terhadap perempuan, namun yang mesti dikoreksi adalah sistemnya, bukan agamanya. Di tanah kelahirannya sendiri, gerakan feminis dan kesetaraan gender masih belum bisa menghapuskan sama sekali berbagai bentuk pelecehan, penindasan dan kekerasan terhadap perempuan.

Maka sekarang sudah saatnya baik laki-laki dan perempuan berjuang untuk mengganti sistem kapitalisme sekuler dengan sistem Islam yakni dengan menerapkan sistem syariah Islam secara kaffah dalam wadah khilafah Islamiyah sebagai wujud ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan sistem syariah Islam saja wanita dimuliakan. Karena itu saatnya habis gelap, terbitlah Islam dengan syariah dan khilafah.

diambil dari http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/andi-perdana-g-mahasiswa-ipb-kartini-bukan-pahlawan-emansipasi.htm

Andi Perdana G; Ketua umum Majelis Ta’lim Al-Marjan FPIK IPB 2007-2008, (Bendahara Umum Lembaga Dakwah Kampus Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (LDK BKIM) IPB 2006-2007, Tim laboratorium dakwah Syiar Kampus IPB 2010), web: http://almarjan.wordpress.com/

18 March 2010

Studi: Minum Kopi Usai Makan Siang, Tekan Risiko Diabetes
di ambil dari Republika.co.id hari Kamis, 11 Maret 2010, 11:29 WIB
corbis

Kopi setelah makan siang bisa jadi bermanfaat mencegah diabetes.

Jika Anda termasuk salah seorang pencinta kopi, sebuah penelitian terbaru terkait dengan konsumsi kopi membawa kabar menggembirakan. Hasil studi menyimpulkan, minum kopi usai makan siang dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 terutama bagi orang-orang yang mengalami obesitas.

Namun, keterkaitan itu belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut dan belum ada studi lebih lanjut yang mengungkap, apakah manfaat itu diperoleh dari waktu meminum kopi.

Studi itu merupakan penelitian nutrisi warga Eropa skala besar yang melibatkan 69.532 partisipan wanita dari Prancis. Para wanita yang berpartisipasi berusia antara 41-72 tahun ketika mereka memulai studi hingga 11 tahun.

Selama periode observasi, 1.415 partisipan menderita diabeter tipe 2. Secara umum, partisipan yang minum minimal tiga gelas kopi per hari, memiliki risiko 27 persen lebih rendah untuk menderita diabetes.

Yang menarik, penelitian itu menemukan bahwa para partisipan yang risiko diabetesnya menurun, meminum kopi pada waktu makan siang. Wanita yang meminum lebih dari satu cangkir kopi setelah makan siang setiap hari, berhasil menurunkan risiko terkena diabetes hingga 33 persen.

Para peneliti mengatakan, kopi yang diminum usai makan siang mungkin memiliki manfaat karena waktunya atau mungkin juga berkaitian dengan makanan yang biasa dimakan para pencinta kopi tersebut.
Red:
ririn