Beberapa saat yang lalu kita dibuat kaget dengan ulah orang yang namanya Gayus Tambunan, yang membuat saya terhenyak adalah kekayaanya yang konon ceritanya uang, uang asing dan perhiasan yang total jumlahnya 99 milyar, kalo nulisnya pake 0, 99.000.000.0000, weh panjang banget, uang segitu seumpama dibelikan beras kualitas sedang ya dapet 1.500 ton loh.Konsumsi beras per kapita untuk orang Indonesia adalah 130 kg per tahun, jadi uang itu sanggup untuk bertahan hidup selama 11.358 tahun. diantara 227.345.082 penduduk Indonesia yang rata-rata hidup pas-pasan, bahkan lebih dari 31 juta orang diantaranya hidup dalam kemiskinan gayus itu ya termasuk "menthol"(baca;jagoan) juga yah.
orang kaya sah sah aja bahkan kalo bisa seluruh penduduk Indonesia kaya, kaya memang tidak ada yang melarang monggo silahkan asal....orang jawa mengatakan "ngono yo ngono ning ojo ngono"( harfiahnya begitu ya begitu tapi jangan begitu ). Untuk dik Gayus ini menarik karena sebagai PNS Staf golongan IIIa yang gajinya sekitar 10 juta ( karena ada renumerasi gaji dari depkeu) kalau untuk PNS lain yah sekitar 2 juta maka diperlukan waktu selama 49.500 bulan atau 4.125 tahun untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. ok saja sebenarnya bila Om Gayus selain PNS mungkin punya warisan tanah yang ditanami karet atau sawit yang jumlahnya beratus-ratus hektar, atau mendapat warisan tanah yang didalam tanah itu mengandung emas melimpah, lah ini tidak seperti itu. hanya PNS saja.
Sejak zaman dahulu kala bahkan mulai zaman Romawi kuno para pemungut pajak atau cukai menjadi cibiran publik. Di negeri kita juga sudah menjadi rahasia umum, para pegawai pajak dicemburui publik dalam menjalankan pekerjaannya. Mereka seperti mendapat ”cap” tega mengembat uang pajak.Bahkan, para wajib pajak yang harus membayar pajak dalam jumlah besar sering menjadi sasaran para oknum pegawai pajak (baca penjahat pajak). Akibatnya, para wajib pajak tidak membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalnya, kewajiban pajak yang berjumlah sangat besar bisa diatur sedemikain rupa sehingga jumlahnya menjadi kecil.oooo Gini yah caranya jadi cepet kaya seperti itu. Wajib pajak pun selamat dari tuduhan menggelapkan pajak. Namun, negara dirugikan. Mengingat, jumlah pajak yang masuk ke khas negara berkurang. Sedangkan rekening oknum pegawai pajak bertambah. Maklum, dia sudah mendapat gaji dari pemerintah dan juga mendapat ”gaji tidak resmi” dari para wajib pajak yang berhasil dirayu untuk berkolusi mengemplang pajak. Dalam konteks itu, wajib pajak juga sudah melakukan kejahatan pajak.
Umumnya, oknum pegawai pajak yang menjadi penjahat pajak tidak sendirian. Dia bersekongkol dengan berbagai pihak, termasuk polisi atau jaksa, seperti tampak dari cara kerja Gayus. Kejahatan pajak memang sering berantai dengan melibatkan banyak orang dan berlangsung sangat rapi. wkwkwkwkwkwwk...canggih tho?
gayus memang lihai.....licin bagai ikan haruan ( iwak kotes jare wong jowo) dia dapat lepas dari kasus hukum yang melilitnya, lepas ke singapura.karena diungkap kembali oleh Pak susno Dwaji, di tangkap kembali e...kabar terahir katanya walaupun dia di tahan selama kasus disidangkan kembali, si Gayus dapat bebas leluasa jalan-jalan ke Bali Nonton Tenes. Banyak orang yang menghujat Gayus, bahkan ada yang mengusulkan untuk dihukum mati. namun yang jadi pertanyaan mengapa mereka begitu jengkel dengan gayus? coba kita bayangkan bagaimana jika kita menjadi pegawai pajak seperti gayus. pada suatu saat ada perusahaan datang kepada kita perusahaan besar dengan omset trilyunan, perusahaan ini mempunyai kewajiban membayar pajak sebesar 10 milyar, orang itu bilang kepada kita, " Pak, gimana kalau kita kreatif sedikit mengenai pajak saya....yah....kita otak atik gitu...bisa aja kan pak ini pak saya bawa cash 2 m....." kira-kira apa yang ada di otak kita? coba sampean bayangkan....kalau tawaran itu di berikan ke 200 juta lebih penduduk indonesia kira-kira berapa persen yang mampu menolak uang 2 M itu sambil berkata "maaf pak saya tidak bisa, Alloh selalu melihat saya pak, dia tak pernah tertidur sedikitpun, tak pernah terlelap sedetikpun"
No comments:
Post a Comment