14 November 2010

Kalimantan Kita


Begitu banyak bencana melanda negri kita ini, Wasior, mentawai, merapi, dll. Demikian juga dengan wilayah kalimantan selatan, yaitu dengan adanya banjir yang merendam beberapa kabupaten antara lain Hulu Sungai selatan, Tapin, dan Banjar. Dari data pihak Tagana Tapin yang turun ke lapangan, kata Sugiri lokasi banjir tersebut terjadi di kawasan Bungur Kecamatan Bungur ada 50 KK yang terendam, di Kupang ada 375 KK, di Rangda Malingkung ada 150 KK, Bitahan di depan Makodim 1010 Rantau ada 20 KK, dan Bitahan Dalam ada 20 KK, sedangkan di Dulang persis di depan PLN ada 63 KK. Selain itu, di Kecamatan Binuang, ada 2 kelurahan yang terendam yakni Kelurahan Raya Belanti dan Kelurahan Binuang sebanyak 260 KK.
“Jadi, ada 1.240 KK yang rumahnya terendam banjir kali ini. Kalau biasanya banjir hanya melanda bagian dapur dan teras rumah saja yang terendam air, kali ini air sudah masuk hingga ke dalam rumah mulai dari 20 centimeter hingga 60 centimeter,” kata Sugiri(Bandjarmasinnews.com).
Di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, banjir tak kunjung surut. Bahkan, selama sebulan belakangan air justru bertambah tinggi sehingga masuk ke dalam rumah warga dengan ketinggian mencapai satu meter.Banjir berkepanjangan itu membuat aktivitas sehari-hari terganggu karena warga terus sibuk menjaga harta benda mereka dari banjir. Setelah sebulan hidup dengan banjir di dalam rumah, warga banyak terserang penyakit, seperti gatal-gatal, batuk, diare, dan disentri. Meski demikian, warga masih banyak yang enggan mengungsi(liputan6.com, 14/11/2010).
Warga Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS) mengaku trauma dengan banjir bang yang bertubi-tubi melanda desa permukiman mereka.Dalam sebulan, perkampungan yang terletak di pergunungan Meratus itu sudah tiga kali dilanda banjir bandang. Meski tak ada korban, sejumlah bangunan dan fasilitas umum hancur.Kemarin, banjir mulai surat. Namun warga Loksado dan warga di dataran rendah seperti, Kandangan dan Sungai Raya tetap waswas banjir kembali melanda desa mereka, mengingat hujan terus mengguyur( Banjarnasin post.co.id 3 november 2010).
Begitu banyak derita yang harus dirasakan masyarakat Kalimantan selatan, selain 3 kabupaten tersebaut ada beberapa kabupaten lagi yang harus waspada karena rawan banjir, antara lain kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Perubahan iklim yang terjadi adalah kemungkinan penyebab terjadinya banjir di beberapa tempat, musim Hujan yang berlangsung berkepanjangan pada tahun ini tentu meningkatkan curah hujan (curah hujan adalah: jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan curah hujan adalah mm, inch.)
Namun walaupun curah hujan tinggi tetapi apabila alam mampu mengakomodasi meningkatnya jumlah air hujan, niscaya banjir dapat terhindari. Kerusakan alam yang terjadi diakibatkan karena penebangan hutan,penambangan,kebun sawit dll yang tidak diiringi dengan upaya perbaikan alam, yaitu dengan reboisasi, dan reklamasi. apabila dua hal ini dilakukan dengan baik alam akan terjaga kelestarianya. Reklamasi yang harus mengembalikan lapisan tanah atas yang kaya akan unsur hara agar tetap di bagian atas pada waktu menimbun kembali bekas tanah galian , sehingga bekas areal tambang dapat kembali ditanami, namun upaya tersebut selalu membutuhkan dana, tenaga dan waktu yang lebih banyak hal inilah yang menyebabkan orang melalaikanya. malah bahkan di beberapa tempat dibiarkan lobang begitu saja. oleh karena itu rasanya wajar saja Jika beberapa lembaga peduli lingkungan, seperti Walhi, aliansi mahasiswa lingkungan dan lainnya, meminta agar gubernur menghentikan penambangan batu bara di Kalimantan Selatan (Kalsel) karena banyak merusak lingkungan hidup. Hal tersebut terbukti, banjir yang terjadi di Kalsel dalam setiap tahunnya terus bertambah besar dan luas akibat pengerukan tambang batu bara.
Apakah anda membayangkan Kalimantan dengan hutan yang lebat, pohon-pohon besar yang kokoh berdiri, rindang, dan teduh, maka lihatlah poto-poto saya yang saya ambil pada bulan oktober di kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, Pikir Kembali Tentang Kalimantan Kita

2 comments:

va... said...

yups.. betul sekali.. ekologi kalsel sudah mulai rusak... sudah saatnya tambang dihentikan di prov. kita ini. peningkatan PAD yang didapat tidak sebanding dengan derita masyarakat kita

Unknown said...

memang harus dikaji lebih dalam lagi,batu bara adalah energi, sepatutnyalah pemerintah lebih bijaksana dalam hal ekspor energi, apalagi energi yang tidak terbarukan