Namaku Edi Santosa, Saya dilahirkan di sebuah kota kecil di kabupaten kulonprogo yaitu Sentolo pada suatu senja bulan ramadan, tanggal 18 september 1974. Bapak saya adalah pegawai tata usaha di suatu SMP di Sentolo, itulah alasanya kami tinggal disana walaupun bapak asli kabupaten bantul dan ibu asli Pengasih. bapak yang sebagai Pegawai rendahan dan ibu berdagang kecil-kecilan di pasar tentu tidak akan mampu memberikan fasilitas yang mewah untuk menyambut kelahiran anak keduanya, setelah kelahiran anak pertama yang bernama Agus susanto 3 tahun sebelumnya.
di Kota Sentolo, kami tinggal tidak terlalu lama, yakni sekitar 6 tahun ketika usiaku 5 tahun Bapak pindah tugas ke SMP I Kalibawang yang jaraknya sekitar 22 KM dari tempat asal. pertama kali kami menyewa rumah di dusun Bogo, desa Banjarharjo, kecamatan Kalibawang. Bapak Dukuh menyewakan rumahnya untuk keluarga kami, rumah yang betul-betul saya inget rumah yang sangat sejuk dan asri, banyak pepohonan disekitarnya, ada pohon asam yang sangat rimbun di depan rumah, pohon mlinjo yang batangnya besar dan seperti huruf y dimana bapak sering main cilukba disana. Rumah yang letaknya bersebrangan dengan Kapel St Yusuf itu dindingnya dari gedeg( bambu yang di anyam), tempat tidurnya dari bambu dan galar ( bambu yang dipipihkan), lantainya tanah. ketika hujan bapak sering menggendong dan keluar rumah dan mengajakku untuk melihat air yang turun dari langit walaupun sebenarnya kami berada di luar rumah adalah untuk jaja-jaga kalau ada angin besar, dan pohon tumbang di sekitar rumah tentu rumah yang kami sewa ini tidak akan kuat menahannya.
dibelakang rumah itu ada sumur yang sangat besar dan dalam, banyak pohon pisang, tempat saya bikin mainan pistol-pistolan, tumbuhan Paku yang biasanya untuk menghias Kapel pada hari-hari tertentu, dan tumbuhan bambu yang rindang tempat biasa saya mancing di tepi sungai kecil di belakangnya, disamping sumur tersebut ada sebuah jalan setapak jalan ini menuju ke rumah bapak Yasin Shodiq ( Mudah-mudahan Alloh Selalu melimpahkan rahmatnya ), beliaulah guru ngaji pertama saya, setiap sore saya dan temen temen sepermainan dengan riang gembira membawa oncor ( lentera yang terbuat dari bambu, berbahan bakar minyak tanah) memakai sarung dan peci, serta tidak lupa membawa turutan.Walaupun hanya dengan penerangan lampu petromag, karena listrik adalah sesuatu diluar angan-angan kami saat itu, kami semangat untuk belajar mengaji.Rumah bapak yasin Shodiq yang dekat dengan sungai kecil itu mempunyai halaman yang sangat luas, sehingga setelah selesai mengaji di halaman itulah kami bermain, bersendagurau, kejar kejaran sampai suatu saat kami berteriak berhamburan karena ada yang menakut=nakuti dengan melempar segenggam kerikil ke rumpun bambu sehingga berbunyi krotok...krotok,.....krotok...arik (almarhum), nanang subur, lek totok, mas In, Mas Kenthut, riza, kelik bersama merekalah masakecilku kulalui.
tahun 1981 bapak mendaftarkan aku ke SDN Negri Kalibawang I,dan tercatat dengan nomor induk 665, aku tidak tahu apa dan bagaimana sekolah itu, yang aku rasakan saat itu adalah kegembiraan walau sebenarnya mulai saat itu aku tidak lagi bebas bermain, setiap pagi aku harus pergi ke sekolah dengan di bonceng bapak dengan sepeda motor DKW , baju sederhana tanpa seragam, dan memakai sepatu pada hari senin.dari SD ini saya mendapat temen-teman baru, antara lain Yanto, Harwanto, Mujianto, Rohadi, mardiyatun, ponidi, slamet, mbak kris, suranto,kartijo(almarhum), catur wahyuningsih, mujiati, sarmilah, dan lain-lain ( maaf yang belum tersebut, kalian sungguh sangat berarti bagi perjalanan hidup saya).
Begitu banyak peristiwa di SD itu, dan tentu aku akan tetap ingat sama Ketua kelas Agung Prabowo beliau memang berbakat dalam kepemimpinan, dia selalu ditunjuk sebagai ketua kelas, cocok sekali dengan profesinya sekarang yaitu berkarier di Militer, Selain itu beliau juga sangat berbakat menggambar, Hasil gambaranya bagus sekali. Satu hal yang tak pernah lupa adalah kalau hari hujan pas waktu pulang sekolah, saya pasti mampir dirumah Agung karena rumah Agung sangat dekat dengan sekolahan, dan Ibunda Agung selalu memberi makanan, mengajak ngobrol sambil menunggu hujan reda.
\
Ibu Sumber ( Mudah-mudahan Alloh Selalu melimpahkan rahmatnya ) adalah ibuguru SD pertamaku orangya penyabar dan baik hati.6 tahun sekolah di SD Itu banyak sekali ilmu yang saya dapatkan, terimakasih bapak ibu guru yang telah sabar mendidiku. Ibu Sumber, Ibu KHilmiyati, Ibu Mardiyah, Bapak Bukhori, Bapak Agus Dwiantoro, Bapak Yasmin, Bapak Ponidjo, Bapak Suwardi, Bapak Sukarno merekalah pahlawan-pahlawan saya. 19 mei 1986 ijazah SD saya telah ditandatangani oleh kepala sekolah yang waktu itu adalah bapak Suparto, dengan nilai yang biasa saja, yakni dengan rata-rata 7,4, biasa saja kan.
Setelah tamat SD saya meneruskan sekolah di tempat bapak saya bekerja yaitu di SMP I Kalibawang, disana banyak hal baru yang saya dapatkan dan tidak diajarkan di SD, ada fisika, Biologi, bahasa Ingris dll. saya yang bernomor induk 1005 ini sangat antusias belajar Bahasa Inggris saya tidak tahu mengapa saya jadi senang terhadap pelajaran ini apa karena pelajaranya atau karena pengajarnya yang pada waktu itu adalah bapak Suwandi, guru yang menurut banyak murid adalah guru yang galak. tetapi bagi saya Beliau sangat berbeda dengan apa yang dikatakan murid-murid itu, Pak Suwandi adalah guru yang cerdas, baik, pengertian , dan merupakan seorang motivator. saya sangat terinspirasi bahkan sampai saat ini dengan apa yang pernah dikatakan beliau di depan kelas, yakni perkataan orang bijak dalam bahasa ingris " where there is a will there will be away " yang diartikan oleh beliau : dimana ada kemauan seribulah jalanya. suhhanalloh sungguh dalam makna dari kata- kata itu, menancap kuat di sanubari saya,seolah nuklir yang meledak di dada saya dan memberi semangat untuk mencapai cita2, Terimakasih Pak Suwandi...mudah-mudahan Alloh selalu mengampuni dosa-dosa bapak dan menerima semua amal baik bapak.
ketika kelas II ada sesuatu yang membuat bapak bersedih, sering terdiam, dan termenung. Karena mulai saat itu bapak harus pensiun. aku juga tidak tahu mengapa bapak saya yang baru berumur 43 tahun harus pensiun ? aku menjaga perasaan bapak bahkan setelah 22 tahun, sampai sekarang, aku tidak pernah menanyakan hal itu pada bapak.
Alhamdulillah, 3 tahun tidak terasa kuselesaikan smpku dan menerima ijazah yang ditanda tangani oleh Bapak Tarcicius Hardiyanto pada bulan Juni 1989. saya meneruskan pendidikan di SMA I Wates, sambil menemani kakek saya yang tinggal di dusun Ngruno Pengasih, Kulonprogo. menurutku kehidupan saya mulai pada saat itu, begitu banyak untuk dikisahkan. insya Alloh Besuk kami lanjutkan
No comments:
Post a Comment