31 January 2008
SAPI MENDERITA SURA
SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN APUS DARAH SAPI INI POSITIF MENDERITA SURA, LOKASI DI SEBAMBAN II BLOK H, ANGSANA, TANAH BUMBU , KALSEL, PADA BULAN JANUARI 2008
HASIL IB
SAPI MILIK BP SUGIMIN BLOK H SEBAMBAN I,SUNGAI LOBAN TANAH BUMBU KALSEL
ADALAH HASIL IB, PERSILANGAN ANTARA SAPI BALI DAN LIMOSIN
25 January 2008
24 January 2008
75 Persen Penyakit Manusia Berasal dari Hewan
JAKARTA -- Lebih dari 30 penyakit baru yang muncul dalam tiga dekade terakhir, 75 persennya merupakan penyakit infeksi pada hewan yang bisa menular ke manusia (zoonosis). Dr GN Gongal, pakar Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan fakta tersebut dalam 'WHO Regional Meeting on Zoonotic Diseases' di Jakarta, Selasa (6/11).
Ia menjelaskan, penyakit zoonotik seperti rabies, leptospirosis, pes, flu burung, dan antraks tidak hanya mengakibatkan kematian manusia tapi juga berdampak besar terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Gongal mencontohkan, rabies, yang merupakan penyebab utama kematian akibat zoonosis, menyebabkan 40 ribu hingga 60 ribu kematian di dunia setiap tahun dan 60 persennya berasal dari kawasan Asia Tenggara. ''Ini membuat kita kehilangan produktivitas dan harus mengeluarkan banyak dana untuk mengatasi dampak paparan penyakit,'' katanya pada pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) itu.
Selain itu, dicontohkan pula bahwa kejadian luar biasa SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome-red) tahun 2003 membuat Cina dan Kanada harus mengeluarkan dana 50 miliar dolar AS untuk membiayai terapi medis, pengendalian penyakit, dan menutupi pengurangan pendapatan akibat penyebaran penyakit tersebut. Pada tahun yang sama, lebih dari 200 juta unggas juga dimusnahkan untuk mengendalikan penularan virus avian influenza (AI) H5N1.
Berkenaan dengan hal itu, Regional Advisor for AI WHO, Khanchit Limpakarn Janarat, menjelaskan bahwa perubahan pola penularan penyakit zoonotik tidak bisa diprediksi. Sehingga, penyakit ini bisa terus muncul dan menyebar melintasi batas wilayah bila tidak dikendalikan secara komprehensif.
''Karena itu, sangat penting untuk memromosikan kolaborasi sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan serta membuat strategi regional untuk mencegah penyakit zoonotik,'' katanya.
Ia menambahkan, dalam hal ini pertemuan regional WHO pada 6-8 November 2007 juga ditujukan untuk menyusun strategi internasional dan regional yang komprehensif untuk memberantas penyakit-penyakit zoonotik. Menurut dia, faktor penyebab muncul dan berkembangnya zoonosis sangat kompleks sehingga pembuatan strategi pemberantasannya juga mesti dilakukan dengan pendekatan holistik.
''Strategi harus dibuat dengan pendekatan holistik dengan melibatkan pemangku kepentingan dari lintas sektor termasuk sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan,'' katanya.
Ia menambahkan, persiapan matang, kolaborasi multisektor dan kerangka strategi regional yang kuat merupakan faktor kunci dalam upaya pengendalian penyakit zoonotik. ''Dan, pendanaan tentunya merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena itu pada kesempatan ini kami juga akan melakukan pertemuan dengan mitra kerja,'' jelasnya.
Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=312938&kat_id=13
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
Add star
EDI SANTOSO
Sun, Jan 20, 2008 at 7:19 AM
To: edisantosa@blogger.com
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
- Show quoted text -
Add star
Mail Delivery Subsystem
Sun, Jan 20, 2008 at 7:19 AM
To: drh.edisantosa@gmail.com
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
This is an automatically generated Delivery Status Notification
Delivery to the fol
Ia menjelaskan, penyakit zoonotik seperti rabies, leptospirosis, pes, flu burung, dan antraks tidak hanya mengakibatkan kematian manusia tapi juga berdampak besar terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Gongal mencontohkan, rabies, yang merupakan penyebab utama kematian akibat zoonosis, menyebabkan 40 ribu hingga 60 ribu kematian di dunia setiap tahun dan 60 persennya berasal dari kawasan Asia Tenggara. ''Ini membuat kita kehilangan produktivitas dan harus mengeluarkan banyak dana untuk mengatasi dampak paparan penyakit,'' katanya pada pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) itu.
Selain itu, dicontohkan pula bahwa kejadian luar biasa SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome-red) tahun 2003 membuat Cina dan Kanada harus mengeluarkan dana 50 miliar dolar AS untuk membiayai terapi medis, pengendalian penyakit, dan menutupi pengurangan pendapatan akibat penyebaran penyakit tersebut. Pada tahun yang sama, lebih dari 200 juta unggas juga dimusnahkan untuk mengendalikan penularan virus avian influenza (AI) H5N1.
Berkenaan dengan hal itu, Regional Advisor for AI WHO, Khanchit Limpakarn Janarat, menjelaskan bahwa perubahan pola penularan penyakit zoonotik tidak bisa diprediksi. Sehingga, penyakit ini bisa terus muncul dan menyebar melintasi batas wilayah bila tidak dikendalikan secara komprehensif.
''Karena itu, sangat penting untuk memromosikan kolaborasi sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan serta membuat strategi regional untuk mencegah penyakit zoonotik,'' katanya.
Ia menambahkan, dalam hal ini pertemuan regional WHO pada 6-8 November 2007 juga ditujukan untuk menyusun strategi internasional dan regional yang komprehensif untuk memberantas penyakit-penyakit zoonotik. Menurut dia, faktor penyebab muncul dan berkembangnya zoonosis sangat kompleks sehingga pembuatan strategi pemberantasannya juga mesti dilakukan dengan pendekatan holistik.
''Strategi harus dibuat dengan pendekatan holistik dengan melibatkan pemangku kepentingan dari lintas sektor termasuk sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan,'' katanya.
Ia menambahkan, persiapan matang, kolaborasi multisektor dan kerangka strategi regional yang kuat merupakan faktor kunci dalam upaya pengendalian penyakit zoonotik. ''Dan, pendanaan tentunya merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena itu pada kesempatan ini kami juga akan melakukan pertemuan dengan mitra kerja,'' jelasnya.
Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=312938&kat_id=13
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
Add star
EDI SANTOSO
To: edisantosa@blogger.com
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
- Show quoted text -
Add star
Mail Delivery Subsystem
To: drh.edisantosa@gmail.com
Reply | Reply to all | Forward | Print | Delete | Show original
This is an automatically generated Delivery Status Notification
Delivery to the fol
19 January 2008
TRIBUN AMBRUK
TERJADI DI KEC SEI LOBAN TANAH BUMBU TANGGAL 29 DEC 2007 KETIKA ULTAH KECAMATAN. ANGIN YANG KERAS MENGHANTAM TRIBUN DAN AMBRUK, ADA KORBAN LUKA 1 ORANG
14 January 2008
13 January 2008
MIASIS
KASUS INI DI DS MARGA MULYA SEI LOBAN TANAH BUMBU. SAPI MILIK PAK WI INI MENDERITA MIASIS STL MELAHIRKAN KEJADIAN PADA BULAN JANUARI 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)